Rabu, 01 Juni 2022

MESIN KETIK

Mesin Ketik adalah sebuah mesin alat elektronik yang jika di tekan pada tombolnya akan mengeluarkan huruf-huruf yang tercetak dalam kertas.

Mereka menggunakan mesin ketik disebut sebagai juru ketik.  Mesin ketik memiliki tombol mesik ketik, dengan tombol untuk huruf pada font.

Fungsi Mesin Ketik

Mesin ketik ialah benda yang cukup penting bagi sebuah kantor atau perusahaan pada beberapa tahun yang lalu.  Bahkan tidak hanya pada kedua tempat tersebut karena hampir setiap instansi pasti membutuhkan sebuah mesin ketik.

Pada umumnya  sebuah mesin ketik digunakan untuk membuat surat resmi atau membuat surat pernyataan dan berkas lainnya yang berhubungan dengan perkerjaan anda pastinya.

Selain untuk membantu memudahkan pekerjaan di instansi, mesin ketik juga bisa anda pakai untuk membuat sebuah surat izin atau pernyataan suatu hal.



Sejarah Penemu Mesin ketik
pada kali ini kita akan membahas tentang penemu mesin ketik yaitu Christopher Sholes.  Sholes adalah pria kebangsaan Amerika yang lahir pada 14 Februari 1819 di Mooresburg.  Sholes menemukan mesin ketik dan Qwerty yang masih di pakai hingga sekarang.  




Penggunaan Mesin Ketik di SMP Negeri 2 Dumai
Mesin Ketik pertama kali digunakan di SMP Negeri 2 Dumai sejak SMP Negeri 2 Dumai pertama kali didirikan yaitu pada tahun 1978.  Mesin ketik tersebut digunakan untuk membuat surat menyurat dan berkas-berkas lain yang berkaitan dengan kegiatan di SMP Negeri 2 Dumai.
Seiring dengan perkembangan Teknologi yang semakin canggih dan kebutuhan akan kecepatan pembuatan surat menyurat dan berkas lainnya, Mesin ketik tersebut berangsur-angsur digantikan oleh Printer.  Mulai Tahun 2009 Pembuatan surat menyurat Sudah Mulai menggunakan Printer

MESIN STENSIL

Mesin Stensil adalah mesin cetak dokumen yang berbentuk lembaran dalam jumlah yang banyak.  Mesin Stensil biasa dipakai di Sekolah, Kantor dan Pabrik, contoh penggunaan cetak stensil adalah pada lembar ujian, lembar jawaban dan lain sebagainya.  Mesin Stensil dikenal juga dengan istilah mesin penggiling soal.

Mesin Stensil mirip dengan mesin fotocopy bedanya mesin stensil memiliki sebuah "master", master mesin stensil dibuat pada kertas khusus master dan dipasang pada drum (blanket).  Pemindahan tinta secara mekanik baik dari tempat tinta maupun ke kertas yang dicetak.

Gambar:  Mesin Stensil DYNAMIC 787


Fungsi Mesin Stensil

Mesin Stensil memiliki fungsi untuk mencetak dokumen dengan media pembantu master dengan kecepatan tinggi.  Mesin Stensil ini digunakan untuk Penggandaan Dokumen.


Sejarah Penemu Mesin Stensil

Mesin Stensil pertama kali dipublikaskan oleh Gestetner pada tahun 1890 dan diklaim dapat mencetak 1200 lembar copy dokumen dalam waktu satu jam.  sejak itu mesin Stensil merk Gestetner mulai dipasarkan diseluruh dunia dengan pabriknya di Tottenham, Nort london England hingga tahun 1970.







Sejarah Penggunaan Mesin Stensil di SMP Negeri 2 Dumai

Mesin Stensil digunakan di SMPN 2 sejak tahun 1978 hingga tahun 2003, Sejak saat itu penggandaan dokumen digantikan oleh mesin fotocopy dan masih digunakan hingga saat ini



Rabu, 31 Maret 2021

Perpustakaan Jendela Ilmu SMPN 2 Teken Perjanjian Kerjasama

Kepala SMP Negeri 2 Dumai, Hj Saidatun Syabibah SPd MPd memberikan sambutan pada acara penandatanganan perjanjian kerjasama Perpustakaan Jendela Ilmu SMPN 2 Dumai, Selasa (30/3) di Aula SMPN 2 Dumai.



SMP Negeri 2 Dumai mengadakan penandatanganan perjanjian kerjasama (MoU) Perpustakaan Jendela Ilmu SMPN 2 Dumai dengan Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Kota Dumai, Perpustakaan SMPN 1 Dumai dan SMAN 3 Dumai pada Selasa (30/3) di Aula Pertemuan SMPN 2 Dumai Jalan Sultan Syarif Kasim Dumai.

Selain Kepala SMPN 2 Dumai Hj Saidatuan Syabibah SPd MPd beserta majelis guru, juga hadir Kadis Perpustakaan dan Kearsipan Kota Dumai H Suriyanto SP, Ketua KADIN Kota Dumai Zulfan Ismaini SPd, Pengawas SMP H Syarifuddin MPd, Kasi Kurikulum Pendidikan Menengah Disdikbud Kota Dumai Maysarah SSos MPd, Ketua Asosiasi Tenaga Perpustakaan Sekolah Indonesia (Atpusi) Kota Dumai Hj Dewi Marlina SPd, perwakilan SMPN 1 dan SMAN 3.

Kepala SMPN 2 Dumai Hj Saidatuan Syabibah SPd MPd mengucapkan syukur dan berterima kasih atas waktu untuk menyempatkan hadir dalam acara penandatanganan MoU atau perjanjian kerjasama Perpustakaan Jendela Ilmu SMPN 2 Dumai dengan Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Kota Dumai, Perpustakaan SMPN 1 Dumai dan SMAN 3 Dumai.

”Saya berharap sekali kegiatan ini memberikan keberkahan untuk kita semua dan berdampak positif terhadap perpustakaan SMPN 2 bisa berkembang agar kedepan lebih baik lagi. Tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan dari Perpustakaan Jendela Ilmu apalagi belum akreditasi, tapi InsyaAllah awal April ini kita mengikuti akreditasi perpustakaan secara mandiri. Mudah-mudahan hasilnya sangat memuaskan dengan nilai A seperti sekolah lain nya. Untuk itulah, saya sampaikan sekali lagi ucapan terimakasih kepada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Dumai dan Disdikbud yang memberikan bantuan moril dan materil terhadap perpustakaan kami khususnya Atpusi turun langsung ke sekolah memberikan pendampingan dan bimbingan,” ujar Saidatun Syabibah.

Pengawas SMP H Syarifuddin MPd menjelaskan tugas pokok pengawas dalam meningkatkan efektivitas kegiatan perpustakaan terutama di sekolah. ”Kami dari pengawasn ini berharap dinas terkait baik perpustakaan dan Disdikbud dapat membantu minat anak terselenggaranya dlm menambah pengetahuan di perpustakaan. Semoga SMPN 2 nantinya memperoleh akreditasi dengan nilai yang maksimal,” harapnya.

Kasi Kurikulum Pendidikan Menengah Disdikbud Kota Dumai Maysarah SSos MPd menuturkan pengembangan dan inovasi di perpustakaan sekolah khususnya Perpustakaan Jendela Ilmu SMPN 2 supaya dapat menjadi contoh bagi sekolah lain. ”Saya mengajak sekolah-sekolah agar dapat meningkatkan mutu pendidikan dan pengembangan literasi dan numerasi menjadi lebih baik kedepannya,” tukas Maysarah.

Ketua Asosiasi Tenaga Perpustakaan Sekolah Indonesia (Atpusi) Kota Dumai Hj Dewi Marlina SPd memuji ketangguhan kepala beserta dan jajaran dalam menyulap Perpustakaan Jendela Ilmu dari biasa saja menjadi luar biasa.

”Ya, salut dengan kerja keras kepala sekolah. Untuk Atpusi sejauh ini yang aktif 51 SMP dan SD 5. Saya berharap setiap perpustakaan sekolah mempunyai konsep terutama berbudaya Melayu dan itu tetap selalu ada karena tak kan Melayu hilang di bumi. Terimakasih untuk kepala perpustakaan Bu Dardanela semoga kedepan konsep perpustakaan itu bagaimana meningkatkan minat guru untuk menulis. Dan KADIN bagaimana bisa menarik CSR perusahaan untuk perpustakaan sekolah di Kota Dumai. Mari terus mengembangkan perpustakaan sekolah dan jadikan sebagai jantungnya sekolah serta taman rekreasi literasi sekolah bagi anak agar tertarik masuk pustaka dan gemar membaca meskipun sekarang zaman android,” pungkas Dewi Marlina.

Ketua KADIN Kota Dumai, Zulfan Ismaini SPd menyambut baik MoU dari Perpustakaan Jendela Ilmu SMPN 2 Dumai mengingat KADIN sebagai wadah pengusaha bersama serikat pekerja dan dunia pendidikan. ”Kita membuat e-library sedang berproses karena ini memanfaatkan CSR perusahaan dan kami ingin menularkan virus wirausaha melalui anak didik kita untuk pengembangan SDM kedepan,” tukasnya.

Kadis Perpustakaan dan Kearsipan Kota Dumai H Suriyanto SP juga menyambut antusias giat perpusatakaan sekolah di Kota Dumai dan siap mendukung sesuai kemampuan yang dimiliki.
”Kedepan saya berharap lebih banyak lagi sekolah-sekolah yang fokus mengembangkan perpustakaan sekolah, apalagi didampingi Atpusi yang giat turun ke sekolah. Mudah-mudahan kerjasama dan kebersamaan yang dibangun dapat bersinergi sehingga minat baca dan perpustakaan semakin menjadi tempat menyenangkan bagi kita semua khususnya anak-anak di sekolah,” harap Suriyanto.

Selanjutnya dilakukan penandatanganan perjanjian kerjasama Perpustakaan Jendela Ilmu SMPN 2 Dumai dengan Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Kota Dumai, Perpustakaan SMPN 1 Dumai dan SMAN 3 Dumai.(30/03/2021)

Minggu, 28 Maret 2021

PAKAIAN ADAT MELAYU RIAU


Teluk Belanga merupakan nama pakaian adat pria yang berasal dari Provinsi Riau. Sementara itu pakaian adat untuk wanita di Riau adalah Kebaya Labuh. Kedua pakaian adat tersebut merupakan warisan kebudayaan tersebut sering dikenakan pada saat upacara adat atau pernikahan. Ciri pakaian adat Ciri khas pakaian adat tersebut, Kebaya Labuh dan Teluk Belangga adalah panjangnya kebaya hingga menutupi lutut dengan bentuk kebaya tampak lebar dan terbuka.




Pakaian Teluk Belanga terdiri baju, celana dan kain samping serta penutup kepala. Leher baju berkerah dan berkancing, jumlah lazimnya lima buah dan itu melambangkan rukun Islam. Cokek sama dengan baju cekak musang. Biasanya menggunakan kain songket. Cara memasangnya pun bervariasi, ada yang dilipat sirih didepan dengan bagian kanan sebelah atas. Ada pula yang dipunjut kesamping, tergantung siapa pemakainya. Pada penutup kepala juga bervariasi, berupa songkok, ikat kepala atau juga tanjak. Tanjak atau ikat kepala dibuat dari jenis kain yang sama dengan baju dan celana. Pakaian Teluk Belanga hadir dengan warna polos, seperti hitam, abu-abu, atau warna lain yang netral.

Pakaian Kebaya Labuh Sementara pakaian Kebaya Labuh sering disebut juga kebaya panjang. Di mana belah labuh atau belah dada juga terdiri atau baju kain dan selendang. Panjang lengan Kebaya Labuh kira-kira dua jari dari pergelangan tangan. Sehingga gelang yang dipakai akan terlihat. Untuk lebar lengan kira-kira tiga jari dari permukaan lengan. Di mana kedalaman baju bervariasi, ada yang sampai ke betis atau sedikit keatas. Baju agak longgar dan tidak boleh diraut (dikecilkan) di bagian yang dapat menunjukkan ukuran dan bentuk pinggang serta gaya pinggul. Kebaya Labuh sering dipadukan dengan kain batik seperti kain cual.

Pakaian adat Riau biasanya memiliki tiga, yakni merah, kuning, hajau. Warna-warna tersebut memilik arti, warna merah berati keberanian, warna hijau artinya kesetiaan, dan warna kuning yang artinya kejayaan.



Jumat, 26 Maret 2021

Lancang Kuning

 


Lancang Kuning berlayar malam. Haluan menuju ke lautan dalam. Kalau nahkoda kuranglah paham. Alamat kapal akan tenggelam. Lancang kuning menentang badai. Tali kemudi berpilit tiga.

Pantun tersebut sangat populer di Riau, khususnya masyarakat Melayu. Filosofi dari baitnya mengisahkan bagaimana pemimpin (nakhoda) mengarungi lautan agar kapal (lancang) yang digambarkan sebagai pemerintahan tak karam.

Hingga kini tak diketahui pencipta pantun itu. Namun, Lancang Kuning tetap abadi karena disematkan sebagai sebutan untuk Riau. Begitu mendengar kata Lancang Kuning orang tertuju ke daerah yang berada di timur Pulau Sumatra itu.

Tak diketahui pasti sejak kapan Riau disebut sebagai negeri atau bumi Lancang Kuning. Tak disebut pula siapa orang pertama yang memberi gelar ke daerah yang dulunya ada kerajaan Melayu penguasa Selat Malaka ini.

Mendiang budayawan Riau, Tenas Effendy, dalam sebuah tulisannya berjudul Lancang Kuning pernah menyinggung kenapa Riau diberi gelar dengan sebutan itu. Dia menyebut sebutan ini sebagai tanda kegemilangan Riau sebagai daerah.

Menurut Tenas, Lancang berarti kapal besar yang biasa digunakan raja-raja mengarungi lautan. Kapal ini juga tanda komando armada perang di lautan yang dikendalikan laksamana ataupun raja.

Sementara Kuning sendiri merupakan warna kebesaran dalam tradisi Melayu. Kuning selalu ditemukan dalam berbagai upacara, pakaian, riasan dan baju kebesaran petinggi adat, meski dipadu dengan warna lain.

Lancang atau kapal sangat akrab dengan masyarakat rumpun Melayu. Dengan ragam kerajaannya, misalnya Lingga di Kepulauan Riau atau Siak serta Indragiri di Riau, rumpun Melayu membentang dari laut China hingga Selat Malaka.

Lancang ini disebut sebagai pemersatu antar pulau-pulau dalam bentangan rumpun Melayu. Lancang juga mempermudah raja berpindah ke suatu daerah yang menjadi kekuasaannya.

Dengan demikian, Lancang Kuning menandakan Riau sebagai kerajaan Melayu sangat mengusai maritim.

Di sisi lain, Lancang Kuning juga menggambarkan kejelian pemimpin dalam memerintah daerah. Makanya dalam pantun itu ada kalimat "berlayar malam, kalau nahkoda kuranglah paham, alamat kapal akan tenggelam".

Berlayar pada malam hari tentu saja berbeda dengan siang. Nahkoda pada siang hari berpedoman pada matahari sehingga semua orang bisa melakukannya. Berbeda dengan malam karena nakhoda harus paham arah angin dan membaca bintang.

Tidak semua orang bisa membaca bintang. Makanya diperlukan nakhoda lihai untuk membawa kapal besar dalam sebuah lautan yang luas atau pemimpin bijaksana menjalankan pemerintah.

Dengan demikian, pemimpin yang paham tentang seluk beluk daerah menjadi syarat mutlak bagi Riau.

Berikutnya, sebuah kapal dalam berlayar pasti bertemu badai. Makanya ada kalimat "Lancang kuning menentang badai, tali kemudi berpilit tiga".

Kalimat tersebut saling berkaitan. Di mana ada masalah, di situ pula ada cara seorang pemimpin menyelesaikan. Apakah dengan sesuka hati atau melibatkan unsur lain (berpilit tiga).

Dalam berbagai literatur, pilit tiga dalam Melayu terdiri dari tiga unsur, yaitu umara (cerdik pandai atau bisa saja perdana menteri), tetua adat dan terakhir ulama atau orang paham agama.

Karena Melayu sarat dengan nilai-nilai Islam, posisi ulama menempati posisi paling atas. Ketiga unsur itu menjadi syarat bagi raja dalam mengambil keputusan ketika menghadapi permasalahan.

Pertimbangan ketiga unsur ini kemudian menjadi konstitusi. Menjadi aturan bagi raja dalam menjalankan pemerintahan agar tidak melenceng dan berakibat merugikan rakyat.

Makanya dalam pantun yang kemudian digubah menjadi lagu itu, ditambahkan bait "selamatlah kapal menuju pantai, pelautlah pulang dengan gembira".

MARS SMP NEGERI 2 DUMAI